Senam yang iya iyalah

SENAM

  1. DEFINISI SENAM

Senam merupakan suatu cabang olahraga yang melibatkan performa gerakan yang membutuhkan kekuatan, kecepatan dan keserasian gerakan fisik yang teratur. Bentuk modern dari senam ialah : Palang tak seimbang, balok keseimbangan, senam lantai. Bentuk-bentuk tersebut konon berkembang dari latihan yang digunakan oleh bangsa Yunani kuno untuk menaiki dan menuruni seekor kuda dan pertunjukan sirkus.

  • MANFAAT SENAM
  1. Senam biasa digunakan orang untuk rekreasi, relaksasi atau menenangkan pikiran, biasanya ada yang melakukannya di rumah, di tempat fitness, di gymnasium maupun di sekolah.Sekarang, sejak kecil banyak anak sudah terbiasa diajarkan senam, baik oleh orang tua, maupun oleh pengajar olahraga di sekolah.
  2. Senam sangat penting untuk pembentukan kelenturan tubuh, yang menjadi arti penting bagi kelangsungan hidup manusia.
  3. Senam ada berbagai macam, diantaranya senam lantaisenam hamilsenam aerobiksenam pramuka,Senam Kesegaran Jasmani (SKJ), dll. Biasanya di sekolah dasar, guru-guru mengajarkan senam-senam yang mudah dicerna oleh murid, seperti SKJ dan senam pramuka. Namun ketika beranjak remaja, banyak orang melakukan senam aerobik, ataupun senam lain termasuk meditasi untuk menenangkan diri.
  4. Gerakan-gerakan senam sangat sesuai untuk mengisi program pendidikan jasmani.Gerakannya merangsang perkembangan komponen kebugaran jasmani seperti kekuatan dan daya tahan otot dari seluruh bagian tubuh. Di samping itu, senam juga berpotensi mengembangkan keterampilan gerak dasar, sebagai landasan penting bagi penguasan keterampilan teknik suatu cabang olah raga. Pengertian senam begitu luas cakupannya yang meliputi berbagai karakteristik geraknya.
  • MANFAAT LATIHAN PEMANASAN

1. Dengan melakukan pemanasan olahraga maka darah yang kaya akan nutrisi dan oksigen          akan mengalir ke otot sehingga siap untuk dipacu kerja lebih berat.

2. Untuk mengindari cedera. Efek, Dampak, dan Akibat Tidak Melakukan Pemanasan Olahraga   sendi dan tulang dapat mengakibatkan cidera otot dan cedera sendi. Sudah barang tentu cedera tersebut akan sangat mengganggu aktivitas dan mungkin akan sangat menyakitkan sehingga perlu perawatan medis lebih lanjut.

3.Cedera otot bisa berbentuk keseleo, salah urat, terkilir, kram otot, sakit otot, dan sebagainya.

Meningkatkan suhu tubuh beserta jaringan-jaringannya.

4. Memperlancar aliran darah melalui otot-otot aktif.

5. Meningkatkan detak jantung sehingga dapat mempersiapkan kerja sistem jantung dan pembuluh darah (cardiovaskular).

6. Menaikkan tingkat energi yang dikeluarkan oleh metabolisme tubuh.

7. Memperlancar pertukaran (pengikatan) oksigen dalam hemoglobin.

8. Meningkatkan kecepatan perjalanan sinyal saraf yang mengendalikan gerakan tubuh.

9. Meningkatkan efisiensi dalam proses reciprocal innervation, sehingga memudahkan otot-otot berkontraksi dan rileks secara lebih cepat dan efisien.

10. Mengurangi adanya ketegangan pada otot.

11. Meningkatkan kemampuan jaringan penghubung dalam gerakan memanjang atau meregang.

12. Meningkatkan kapasitas kerja fisik atlet dan peningkatan kondisi tubuh atlet secara psikologis.

  • MANFAAT COOLINGDOWN

Untuk dapat memberikan manfaat yang paling optimal secara umum, Anda dianjurkan untuk melakukan olahraga 3-5 kali seminggu dengan durasi minimal 30 menit/hari yang terdiri dari latihan kelenturan, latihan aerobik (untuk melatih kebugaran jantung-paru) dan latihan kekuatan otot. Anjuran umum ini tentunya memerlukan penyesuaian lebih lanjut sesuai dengan karakteristik setiap individu untuk menjamin bahwa olahraga yang direncanakan benar-benar aman untuk dilakukan.

Selain penyesuaian program latihan, supaya olahraga yang dilakukan tidak membahayakan atau membawa efek merugikan bagi pelakunya, maka ada dua hal yang juga perlu diperhatikan dalam melakukan olahraga, yaitu pemanasan dan pendinginan. Pemanasan dan pendinginan pada dasarnya adalah suatu bentuk latihan jasmani dengan intensitas
yang ringan. Latihan yang dilakukan pada pemanasan dan pendinginan umumnya berupa latihan yang serupa dengan latihan yang ditujukan untuk kebugaran jantungparu, biasanya bersifat Cardiovascular, namun dengan intensitas yang ringan dan dilakukan selama 5 ? 10 menit.

Berbagai manfaat dari pemanasan tersebut mungkin sudah sering didengar orang, namun jarang orang yang mengetahui apakah manfaat dari pendinginan yang benar. Saat seseorang selesai melakukan latihan inti yang terasa melelahkan, ia cenderung langsung duduk diam dengan tujuan untuk menghilangkan rasa lelah yang dirasakan. Namun sebenarnya hal ini adalah hal yang tidak tepat. Berikut adalah manfaat dari pendinginan yang akan kita ulas bersama-sama.

Manfaat pendinginan dalam mengurangi kelelahan otot paska latihan. Saat kita berolahraga, otot yang bekerja akan meningkatkan kecepatan metabolismenya untuk berusaha memenuhi kebutuhan akan energi. Dari berbagai jenis metabolisme yang terjadi dalam otot, metabolisme yang dapat menghasilkan energi paling cepat adalah metabolisme yang tidak menggunakan oksigen.

Namun di lain pihak, metabolisme jenis ini akan menghasilkan sisa metabolisme berupa asam laktat. Penumpukan asam laktat di dalam otot ini adalah salah satu hal yang menyebabkan timbulnya rasa lelah pada otot. Dengan melakukan pendinginan, penumpukan asam laktat paska latihan akan berkurang. Kontraksi otot ringan yang terjadi pada saat kita melakukan pendinginan, akan membantu otot memompa aliran darah yang akan membawa asam laktat ?keluar? dari otot. Saat berolahraga, tubuh kita juga akan merespon dengan meningkatkan frekuensi denyut jantung dan tekanan darah. Hal ini terjadi untuk meningkatkan penghantaran oksigen dan bahan bakar metabolisme ke otot-otot yang bekerja dan seluruh tubuh.

Saat kita selesai berolahraga, maka frekuensi denyut jantung dan tekanan darah ini secara alami akan kembali turun. Namun penurunan ini tidak boleh terjadi secara terlalu cepat karena akan memberi dampak yang buruk bagi kesehatan jantung, atau bahkan dapat membahayakan sesorang yang memang sebelumnya mengalami masalah jantung. Di sinilah pendinginan memgang peranannya. Dengan pendinginan, kita akan menurunkan frekuensi denyut jantung dan tekanan darah secara lebih bertahap. Hal ini membantu Anda mendapatkan kembali kondisi tubuh yang maksimal setalah berolahraga.

  • ALAT YANG DIGUNAKAN

Senam lantai dengan alat dinilai berdasarkan ketangkasannya dalam menggunakan alat bantu tersebut. Rangkaian senam lantai adalah rangkaian gerak senam dari beberapa elemen atau unsur gerak lantai yang digabung menjadi suatu rangkaian gerak yang tidak terputus. Rangkaian gerakan latihan tersebut antara lain sebagai berikut.

Menurut FIG (Federation Internationale de Gymnastique) yang diIndonesiakan menjadi Federasi Senam Internasional senam artistik diartikan senam yang menggabungkan aspek tumbling dan akrobatik untuk mendapatkan efek-efek artistik dari gerakan-gerakan yang dilakukan pada alat-alat sebagai berikut:

Perlengkapan Senam Lantai Dengan Alat

Artistik putra:

  1. Lantai (Floor Exercises)
  2. Kuda Pelana (Pommel Horse)
  3. Gelang-gelang (Rings)
  4. Kuda Lompat (Vaulting Horse)
  5. Palang Sejajar (Parallel Bars)
  6. Palang Tunggal (Horizontal Bar)

Artistik Putri:

  1. Kuda Lompat (Vaulting Horse)
  2. Palang Bertingkat (Uneven Bars)
  3. Balok Keseimbangan (Balance Beam)
  4. Lantai (Floor Exercises)
  • MACAM SENAM YAMG DI KOMPETISIKAN
  1.   Senam lantai (Floor exercise)

Biasanya merupakan nomor pertama dalam pertandingan atas pertimbangan kesempatan bagi para pesenam untuk juga berlaku sebagai pemanasan karena gerakan-gerakannya tidak memerlukan tenaga otot yang luar biasa. Senam lantai sangat populer terutama bagi penyelenggaraan secara massal yang dapat diikuti oleh ribuan peserta bersama-sama. Gerakan-gerakannya dapat dikerjakan secara seragam dan membentuk formasi-formasi yagn menarik dan mengesankan.Lantai pertandingan berukuran 12 m2 dalam ruang yang berukurang 14 m2 dilapisi karpet kenyal setebal 0,045 m. Pria tampil dalam waktu 70 detik.

  •   Kuda-kuda pelana (Pommel horse)

Hanya untuk pria karena memerlukan tenaga yang kuat dari otot-otot lengan dan bahu. Tinggi punggung kuda-kuda 1.10 m dari lantai dengan ukuran panjang 1.60 m dan lebar 35 cm .Pelana yang berbentuk 2 (dua) buah batang melengkung masing-masing mempunyai ukuran tinggi 12 cm dengan lebar 28 cm. 

  •   Kuda-kuda lompat (Horse vault)

Nomor ini dianggap paling sederhana diantara semua nomor yang dipertandingkan. Kuda-kuda dilapisi kulit seperti alat kutda berpelana, namun tanpa pelana. Untuk pria tinggi punggu kuda-kuda 1,35 m diukur dari lantai, lompatan pria dikerjakan memanjang dari belakang ke depan kuda-kuda. Baik pria maupun wanita mengambil ancang-ancang tidak lebih dari 25 meter. Lepas landas kedua kaki dari papan pegas berukuran 1.20 x 0.60 m. Ukuran alat untuk kuda lompat ini adalahpanjangnya 1.60 m dan tingginya 1.35 m

  •   Palang tunggal (Horizontal bar)

Palang tunggal merupakan salah satu alat untuk latihan-latihan yang sangat menawan dalam olahraga senam. Ayunan dan lingkaran telah membuat jenis latihan ini sangat populer. Tak ada keharusan menahan keseimbangan dan setiap gerak yang dikerjakan dengan tergesa-gesa akan memperoleh pengurangan nilai. Alat ini terutama sekali cocok untuk bentuk-bentuk latihan dengan badan lurus dan pegangan yang kokoh. Ukuran untuk nomor senam ini adalah panjang 2.40 m dan tinggi 2.55 m.

  •   Palang sejajar ( Parallel bar)

Nomor senam ini hanya untuk pria dan dimaksudkan untuk melatih otot-otot lengan yaitu menarik dan menekan. Pada perkembangannya kemudian dikerjakan juga latihan-latihan ayunan. Keterampilan sekarang menjadi lebih penting dari pada tenaga dan biasanya pesenam yang memiliki bahu yang lentuk merupakan pesenam yang baik pada alat ini.

Bentuk latihan yang penting adalah ayunan dari posisi gantung melalui salto ke posisi tekan karena bentuk ini diperlukan bagi setiap rangkaian bebas/pilihan. Peserta harus mengerjakan gerakan dengan melepaskan pegangan tangan keduanya sekaligus. Ukuran untuk palang sejajar ialahpanjang 3.50 m, jarak 0.48 s/d 0.52 m dantinggi 1.75 m.

  •  Gelang-gelang (Rings)

Gelang-gelang juga adalah salah satu alat yang latihan-latihannya memerlukan tenaga yang kuat pula hingga hanya dikerjakan pesenam pria.  Dalam satu penampilan seorang pesenam harus melakukan sikap-sikap statik dan mengerjakan dua kali perubahan posisi ke sikap tegak tumpu atas tangan yaitu satu kali melalui penggunaan tenaga dan satu kali memanfaatkan momentum. Pesenam mulai dengan lompat menarik kedua gelang masing-masing dengan tangannya mengerjakan rangkaian latihan dan mengakhirinya dengan pendaratan kedua kaki rapat di lantai. Ukuran alat untuk nomor senam ini adalah tinggi 2.55 m dan Jarak 0.50 m.

  • LATIHAN KONDISI FISIK

1.    Daya Tahan (Endurance)

a. Daya tahan adalah keadaan atau kondisi tubuh yang dapat berlatih untuk waktu yang lama, tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan setelah menyelesaikan latihan.

2.    Kekuatan (Strenght)

a. Kekuatan (Strenght) adalah kemampuan otot untuk membangkitkan tegangan / kekuatan terhadap sesuatu tahanan.

3.    Kecepatan (Speed)

a. Kecepatan adalah suatu kemampuan untuk melakukan gerakan-gerakan yang sejenis secara berturut-turut dalam waktu yang singkat, atau kemampuan untuk menempuh jarak dalam waktu yang cepat.

4.    Kelincahan (Agility)

a. Kelincahan adalah kemampuan untuk merubah arah dan posisi tubuh dengan cepat dan tepat, pada waktu sedang bergerak tanpa kehilangan keseimbangan dan kesadaran dalam posisi.

5.    Kelenturan (Flexibility)

a. Kelenturan adalah kemampuan untuk bergerak dalam ruang gerak sendi.

6.    Keseimbangan (Balance)

a. Keseimbangan adalah kemampuan untuk mempertahankan system neuro muscular kita dalam keadaan statis atau mengontrol system neuro muscular tersebut dalam suatu posisi atau sikap yang efisien selagi kita bergerak.

7.    Reaksi (Reaction)

a. Waktu antara pemberian rangsangan (sistematis) dengan gerakan pertama.

8.    Daya ledak (Explosive Power)

a. Daya ledak adalah banyaknya kerja yang dilakukan dalam satuan waktu tertentu, dapat juga dikatakan daya ledak/power ialah besarnya kekuatan yang dikerahkan dengan kecepatan.

9.    Koordinasi (Coordination)

a. Koordinasi adalah suatu kemampuan biomotorik yang sangat kompleks. Menurut Broer dan Zernicke (1979) adalah perpaduan beberapa fungsi otot secara tepat dan seimbang menjadi suatu pola gerak.

DAFTAR PUSTAKA

https://ciniacinau.wordpress.com/pengertian-senam-dan-jenis-jenis-senam-lantai/

http://www.fitnessformen.co.id/article/4/2014/1220-Manfaat-Cooling-Down-dalam-Olahraga

http://dhanzrie.blogspot.co.id/2011/02/jenis-jenis-nomor-senam-pada-senam_15.html

http://aerobicunnes.blogspot.co.id/2012/05/10-kondisi-fisik-dan-cara-melatihnya.html

Tahapan Belajar Fase Kognitif

TAHAPAN KOGNITIF

(Cognitive stage)

Istilah “kognitif” merujuk pada kemampuan berpikir dan memahami sesuatu. Sebelum melakukan suatu keterampilan gerak, tentunya seseorang harus memiliki konsep yang benar tentang gerakan tersebut. Pada tahapan kognitif akan terjadi proses pengolahan informasi. Terjadinya proses belajar gerak, karena adanya rangsangan eksternal (respon) yang diterima oleh indera penglihatan, pendengaran, rasa kinestesis. Selanjutnya oleh indera tersebut diteruskan ke sistem syaraf pusat yang akan diproses dan ditafsirkan serta disimpan dalam memori jangka pendek (short term memory), selanjutnya masuk pada penyimpanan jangka panjang (long term memory) lalu diterjemahkan dalam bentuk gerakan.

Proses pengolahan informasi gerak dapat dilihat pada gambar berikut ini:

Proses Pengolahan Informasi. Sumber:RobertNSinger,TheLearningOfMotorSkills(NewYork:McMillanPublishingCo.,Inc,1982)
  1. Ciri-Ciri Umum

Perkembangan kognitif mempunyai ciri-ciri yang membedakannya dengan perkembangan lain diantaranya bersifat kuantitatif, perubahannya linier dalam suatu tahap dan adanya perubahan kualitatif melintasi 4 tahapan utama, yaitu:

  1. Sensorimotor (0 – 2 tahun): ciri-cirinya adalah dunianya terbatas pada saat sekarang dan disini, belum mengenal bahasa, dan belum memiliki pikiran pada masa-masa awal.
  2. Pra-operasional (2 – 7 tahun): ciri-cirinya adalah Pikirannya bersifat egosentris, pemikirannya didominasi oleh persepsi, intuisinya lebih mendominasi dari pada pikiran logisnya, dan belum memiliki kemampuan konservasi.
  3. Operasional konkret (7 – 11 tahun): ciri-cirinya adalah memiliki kemampuan konservasi, kemampuan mengklasifikasi dan menghubungkan, pemahaman tentang angka, mampu berpikir konkret, dan memiliki perkembangan pikiran tentang reversibilitas.
  4. Operasional formal (11 tahun ke atas): ciri-cirinya adalah Pikirannya bersifat umum dan menyeluruh, mampu berpikir proposional, mampu membuat hipotesis, dan perkembangan idealismenya semakin kuat

.

  • Ciri-Ciri Khusus

Ciri- ciri khusus yang dimaksud dalam perkembangan belajar motorik adalah ciri-ciri yang lebih banyak dilihat dari kemampuan penugasan kordinasi. Sedangkan ciri-ciri lain seperti kemampuan kondisi merupaan ciri-ciri yang melengkapi. Maka fase belajar tingkat petama atau tahap kognitif  memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

  1. Struktur Dasar Gerakan

Struktur dasar gerakan tersebut dipelihatkan dalam suatu pelaksanaan masih dalam gerakan  yang kasar, misalnya Dalam pelaksanaan gerakan lay-up atau langkah tiga pada permainan bola basket. Struktur langkahnya sudah benar tetapi pelaksanaan gerakan secara keseluruhan masih belum lancar.

  • Irama Gerakan

Penguasaan irama gerakan bagi individu ini sangat belum sempurna. Dalam hal ini dapat dicontohkan dalam cabang olahraga renang. Irama-irama gerakan tangan dan kaki masih masih belom terkoordinasi dengan baik, bahkan terlihat tidak beraturan. Contoh lain yaitu pada olahraga lari gawang ini irama dapat dilihat secara nyata. Gerakan yang dilakukan pada saat belajar terlihat tertunda-tunda, terutama pada saat melompat gawang. Bahkan pada saat peserta didik anak melompat gawang sering kali menghentikan gerakannya. Dikarenakan langkah terakhir pada saat melompat terlalu kecil atau terlalu besar.

Irama gerak yang belum terkoordinasi pada contoh-contoh yang telah dikemukakan diatas disebabkan antara lain oleh :

  1. Belum memliliki pengalaman dan simpang motorik yang relevan dengan gerakan-gerakan yang sedang dipelajari
  2. Belum memiliki antisipasi gerakan dengan baik. Dengan pengertian lain bahwa peserta didik belum dapat mengantisipasi gerakan berikutnyayang harus dilakukan.
  3. Belum dapat mengatur dan mengendalikan implus tenaga sesuai dengan kebutuhan otot-otot yang bekerja . Akibatnya dapat kita lihat dari bagian-bagian gerakan yang kadang dilakukan dengan tenaga yang berlebihan atau tenaga yang tidak mencukupi.
  4. Hubungan Gerakan

Kemampuan hubungan gerakan yang dimiliki oleh individu ini sangat tidak sempurna. Dapat dilihat dari pelaksanaan gerakan secara keseluruhan. Hubungan dari bagian-bagian gerakan dari satu anggota tubuh ke anggota tubuh lain belum terkoordinasi dengan baik. Misalnya dalam lompat tinggi sering terlihat bahwa transfer gerakan-gerakan kaki, tangan dan badan tidak sinkron satu dengan yang lainnya. Transfer yang tidak sinkron ini dimaksudkan dengan gerakan yang tidak saling menunjang satu sama lain. Gerakan yang menunjang satu dengan yang lain maksudnya adalah ketepatan atau kesesuaian waktu.

  • Luas Gerakan

Luas gerakan dapat diartikan sebagai besarnya ruangan yang terpakai oleh bagian tubuh secara keseluruhan dalam pelaksanaan gerak. Misalnya luas gerakan yang terpakai oleh gerakan kaki pada saat berjalan atau berlari atau besarnya gerakan yang terpakai oleh gerakan tangan pada tenang gaya dada.

Pada fase pertama ini luas gerakan yang terpakai dalam pelaksanaan gerak belum konstan hal ini bukan disebabkan oleh kemampuan peserta didik dalam penyesuaian menurut kebutuhan, melainkan disebabkan kemampuan koordinasinya yang memang masih belum terbentuk. Oleh karenanya dalam pelaksanaan gerakan-gerakan terlihat luas gerakan yang terpakai kadang cukup besar dan kadang kecil.

  • Kelancaran gerakan

Pengertian lain dari kelancaran gerakan adalah aliran gerakan secara sederhana, kelancaran gerakan dapat diartikan sebagai kontinuitas jalannya suatu gerakan. Aliran gerakan yang ditampilkan masih belum lancar, yaitu masih tersendat-sendat. Contoh sederhana misalnya dalam lompat jauh, antara gerakan awalan dan menolak yang sering tersendat-sendat atau tertunda-tunda pada saat akan melakukan tolakan pada saat akan melakukan tolakan pada balok tolakan. Kurangnya kecepatan dan percepatan tersebut disebabkan karena pengaruh impuls/tenaga yang diberikan.

  • Kecepatan Gerakan

Individu yang berada pada fase belajar tingkat pertama belum memiliki kecepatan gerakan yang baik yaitu masih bersifat lamban dan kaku.

  • Ketepatan dan Kekonstanan Gerakan

Kekonstanan gerakan yang dimiliki oleh individu yang berada pada fase tingkat pertama ini boleh dikatakan tidak ada karena kemampuan yang dimiliki belum stabil atau belum dapat diukur.

  • Bayangan gerakan

Ciri-ciri lain dari fase belajar motorik tingkat pertama adalah bayangan gerakan yang masih belum sempurna (bayangan gerakan adalah : Bentuk konstruksi suatu gerakan yang berhasil dibangun oleh seseorang dalam pikirannya, berdasarkan informasi/instruksi yang diterima dan yang dapat diolahnya). Bayangan gerakan yang berhasil dibangun oleh individu yang berada pada fase belajar tingkat pertama masih kurang lengkap. Ketidak-lengkapan tersebut dapat diakibatkan oleh berbagai faktor antara lain :

  1. Ketidaklengkapan informasi yang diberikan oleh guru tentang bentuk dan sifat gerakan yang akan dilakukan.
  2. Tidak mengertinya peserta didik terhadap informasi-informasi tertentu. Misalnya istilah-istilah yang digunakan.
  3. Kurangnya pengalaman gerakan yang dimiliki oleh peserta didik.
  4. Salah mengerti terhadap informasi yang diberikan. Faktor-faktor di atas adalah faktor-faktor yang sering merupakan penyebab terjadinya ketidak-lengkapan konstruksi gerakan yang dapat dibangun oleh peserta didik. Akibat ketidak-lengkapan bayangan yang dikonstruksi, maka sering terjadi kesalahan-kesalahan di dalam pelaksanaan gerakan.
  5. Program gerakan

Program gerakan adalah rencana gerakan yang akan dilakukan oleh individu. Program gerakan meliputi : sistematika urutan gerakan, bentuk-bentuk gerakan, kekuatan dan kecepatan gerakan, pengaturan dan pengendalian pemberiann impuls-impuls tenaga kepada otot-otot yang bekerja dalam pelaksanaan gerakan yang dilakukan.  Artinya program gerakan baru memuat komponen-komponen gerakan yang bersifat umum atau yang penting-penting saja dan belum terperinci.

  • Ciri-ciri kemampuan penerimaan dan pengolahan informasi fase belajar tingkat pertama

Ciri lain dari fase belajar tingkat pertama juga dapat dilihat dari aspek penerimaan dan pengelolaan informasi. Dalam pelaksanaan aksi-aksi motorik atau gerakan-gerakan  olahraga ada lima indera penerimaan informasi yaitu : visual (pengelihatan), akustik (penalaran), taktil (kulit), kinestetik (otot), dan ventribular (alat keseimbangan).

Kelima indra penerimaan informasi ini tidak hanya berperan dalam penerimaan informasi tentang apa dan bagaimana suatu gerakan harus dilaksanakaan,tetapi juga berpedan dalam penerimaan feedback. Feedback yang dimaksut adalah tentang gerakan yang sedang berlangsung. Misalnya ,apakah kekuatan yang diperlukan untuk melaksanakan suatu bentuk gerakan sudah cukup ,kurang atau berlebih dapat dirasakan oleh otot. Otot-otot sebagai ala analisis melapor ke pusat susunan saraf. Informasi ini akan diolah oleh pusat susunan saraf yang kemudian memberikan perintah untuk penambahan atau pengurangan kekuatan. Berdasarkan feedback ini dapat dilakukan pengendalian dan pengaturan gerakan-gerakan yang sedang dilakukan. Misalnya pengaturan tentang implus-implus kekuatan ,pengaturan dan pengendalian arah gerak dan sebagian nya.

Individu yang berada pada fase belajar tingkat pertama,belum memiliki kemampuan yang baik dalam penerimaan dan pengolahan informasi. Akibatnya ,sangat sedikit sekali terjadinya pengendalian dan peraturan terhadap kesalahan-kesalahan gerakan yang terjadi.

Pada fase belajar tingkat pertama ini,alat analisis yang sangat dominan dalam penerimaan informasi adalah mata. Sedangkan alat analisis informasi yang lain belum berperan dengan baik. Oleh karenanya,dalam memberikan informasi tetang apa dan bagaimana gerakanyang akan dilakukan sebaiknya selalu diiringi dengan contoh-contoh melalui demonstrasi gerakan. Pemberian informasi tentang bentuk-bentuk gerakan yang akan dilakukan dengan segala aspeknya,belum banyak membantu peserta didik. Hal ini disebabkan karena pemberian informasi secara verbal bagi individu yang berada pada fase belajar tingkat pertama merupakan suatu gerak yang abstrak. Sedangkan mereka belum memiliki pengalaman gerak. Oleh karenanya merupakan suatu yang sangat membantu peserta didik, bila guru menerangkan bentuk-bentuk gerakan yang akan dilakukan tidak hanya secara verbal, tetapi juga diiringi dengan demonstrasi bentuk gerakan yang akan dilakukan.

  • Implikasi ciri-ciri fase belajar motorik tingkat pertama ke dalam proses pembelajaran

Dengan mengetahui perkembangan kognitif anak, maka dalam pembelajaran dapat diterapkan hal-hal sebagai berikut. Bahasa dan cara berfikir anak berbeda dengan orang dewasa. Oleh karena itu guru mengajar dengan menggunakan bahasa yang sesuai dengan cara berfikir anak

  1. Anak-anak akan belajar lebih baik apabila dapat menghadapi lingkungan dengan baik. Guru harus membantu anak agar dapat berinteraksi dengan lingkungan sebaik-baiknya.
  2. Bahan yang harus dipelajari anak hendaknya dirasakan baru tetapi tidak asing.
  3. Berikan peluang agar anak belajar sesuai tahap perkembangannya.
  4. Di dalam kelas, anak-anak hendaknya diberi peluang untuk saling berbicara dan diskusi dengan teman-temanya.
  5. Memfokuskan pada proses berfikir atau proses mental anak tidak sekedar pada produknya. Di samping kebenaran jawaban siswa, guru harus memahami proses yang digunakan anak sehingga sampai pada jawaban tersebut.
  6. Pengenalan dan pengakuan atas peranan anak-anak yang penting sekali dalam inisiatif diri dan keterlibatan aktif dalam kegaiatan pembelajaran. Dalam kelas Piaget penyajian materi jadi (ready made) tidak diberi penekanan, dan anak-anak didorong untuk menemukan untuk dirinya sendiri melalui interaksi spontan dengan lingkungan.
  7. Tidak menekankan pada praktek – praktek yang diarahkan untuk menjadikan anak-anak seperti orang dewasa dalam pemikirannya.
  8. Penerimaan terhadap perbedaan individu dalam kemajuan perkembangan, teori Piaget mengasumsikan bahwa seluruh anak berkembang melalui urutan perkembangan yang sama namun mereka memperolehnya dengan kecepatan yang berbeda.

Menurut Brunner, impilkasi perkembangan kognitif dalam pembelajaran sebagai berikut.

  1. Anak memiliki cara berpikir yang berbeda dengan orang dewasa. Guru perlu memperlihatkan fenomena atau masalah kepada anak. Hal ini dapat dilakukan melalui kegiatan wawancara atau pengamatan terhadap objek.
  2. Anak, terutama pada pendidikan anak usia dini dana anak SD kelas rendah, akan belajar dengan baik apabila mereka memanipulasi objek yang dipelajari, misalnya dengan melihat, merasakan, mencium, dan sebagainya. Pendekatan pembelajaran diskoveri atau pendekatan pembelajaran induktif lainnya akan lebih efektif dalam proses pembelajaran.
  3. Pengalaman baru yang berinteraksi dengan struktur kognitif dapat menarik minat dan mengembangkan pemahaman anak. Oleh karena itu, pengalaman baru yang dipelajari anak harus sesuai dengan pengetahuan yang telah dimiliki anak.

Dalam pembelajaran, Bruner menggunakan cara belajar discovery learning (belajar penemuan) yang digagas sesuai dengan pencarian pengetahuan atau ilmu secara aktif yang dilakukan oleh si pembelajar atau siswa. Hasilnya adalah apa yang ditemukan akan memberikan pengetahuan yang benar-benar bermakna bagi si pembelajar. Dengan menerapkan cara belajar discovery learning akan memberikan tiga manfaat besar bagi si pembelajar atau siswa, antara lain:

  1. Pengetahuan yang diperoleh akan dapat bertahan lama dan lebih mudah diingat dengan dibandingkan dengan cara belajar mendengarkan.
    1. Hasil belajar yang didapat mempunyai efek ftransfer yang lebih baik dari hasil belajar lainnya.
    1. Dengan belajar menggunakan metode discovery learning, nalar si pembelajar akan aktif bekerja dan memiliki peningkatan. Hal ini terjadi karena si pembelajar dituntut berpikir secara bebas.

Dengan demikian, cara belajar Bruner dalam bingkai kognitif melibatkan tiga proses yang bersama. Pertama, memperoleh informasi baru, artinya adanya penghalusan dan penambahan dari informasi yang dimiliki seseorang sebelumnya. Kedua, transformasi informasi, artinya cara yang dilakukan oleh seseorang dalam menerapkan pengetahuan barunya yang sesuai dengan tugasnya. Ketiga, menguji relevansi dan ketepatan pengetahuan. Di sini adanya penilaian mengenai apakah cara kita memperlakukan pengetahuan sudah cocok dengan tugas yang ada.

E. Kesimpulan

Perkembangan adalah produk dari proses biologis, kognitif, dan sosioemosional, yang sering kali saling terkait. Periode perkembangan mencakup bayi, anak-anak awal, menengah dan akhir, remaja, dan dewasa awal. Jean Piaget dalam teorinya menyatakan perkembangan kognitif terjadi dalam urutan empat tahap, yaitu sensori motor (dari kelahiran hingga usia 2 tahun), pra-operasional (3-7 tahun), operasional konkret (7-11 tahun), dan operasional formal (11-15 tahun). Pada masing-masing tahap mengalami kemajuan secara kualitatif. Lain halnya dengan Bruner, perkembangan kognitif seseorang ditandai oleh meningkatnya variasi respon terhadap stimulus. Perkembangan kognitif seseorang berkembang dari tahap enaktif ke ikonik dan pada akhirnya ke simbolik.

Melalui pandangan ahli tersebut, tenaga pendidik dalam menyiapkan atau merancang kegiatan pembelajaran disesuiakan dengan perkembangan kognitif peserta didik sehingga pelaksanaan pembelajaran yang diberikan sesuia dengan “apa maunya peserta didik bukan apa maunya pendidik”. Dengan mengenal perkembangan kognitif peserta didik, bahan ajar dan contoh-contoh yang disiapkan akan membantu peserta didik untuk memahami dan mencerna sesuai dengan pengalaman mereka. Di samping itu, penggunaan metode yang tepat akan membantu peserta didik untuk aktif dalam memberikan gagasan-gagasan yang inovatif dan kreatif. Jika pendidik tidak memahami dan mengenal perkembangan peserta didik maka pembelajaran yang sajikan merupakan sebuah kesalahan yang sangat fatal karena telah menghambat perkembangan peserta didik, baik dari segi intelegensi, spiritual maupun emosinal peserta didik.

Pada tahap kognitif ini indera yang paling dominan adalah indra penglihatan (mata). Sehingga memberi contoh dengan demonstrasi gerakan akan sangat membantu anak dalam memahami gerakan. Hal tersebut dikarenakan pada tingkat pertama anak cenderung belum memiliki kemampuan yang baik dalam penerimaan dan pengolahan informasi sehingga akan sulit dipahami jika anak diberi penjelasan secara verbal. Contoh dalam olahraga yakni ketika guru menjelaskan kepada anak didik cara melakukan lay up pada bola basket.

Sumber :

http://www.kompasiana.com/razafpari/ciri-ciri-perkembangan-kognitif-sepanjang-kehidupan_54f3aa49745513902b6c7c1d

http://www.hiithighintensityintervaltraining.ga/2016/10/tahapan-belajar-keterampilan-gerak-fase-kognitif.html

DR. PHIL. YANUAR KIRAM. 1992. BELAJAR MOTORIK : DEPARTEMEN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI PROYEK PEMBINAAN TENAGA KEPENDIDIKAN.