Sejarah Taekwondo

Sejarah dan Pengertian Taekwondo

Taekwondo adalah olahraga beladiri tradisional Korea yang paling populer di dunia. Selain Jepang dan China, Korea juga dikenal sebagai sumber ilmu beladiri dunia. Pada tanggal 28 Mei 1973, The World Taekwondo Federation (WTF) didirikan di Korea, dan sekarang telah memounyai cabang di 156 negara anggota. Taekwondo telah di pertandingkan di berbagai pertandingan multi even di seluruh dunia. Kejuaraan Taekwondo yang pertama kali diadakan pada tahun 1973 di Kuk Ki Won, Seoul, Korea Selatan. sampai saat ini kejuaraan dunia tersebut rutin diadakan 2 tahun sekali. Kemudian diadakan diadakan pertandingan ekshibisi pada Olympic Games 1988 di Seoul, dilanjutkan pertandingan Olympic Games 2000, Sydney, Australia, yang diakui sebagai pertandingan cabang olahraga resmi dunia.

Di Indonesia beladiri asal Korea ini mulai dikenal dan berkembang tahun 1970an, ditandai dengan berdirinya dua organisasi yang sama-sama mengklaim sebagai organisasi taekwondo nasional, yaitu Persatuan Taekwondo Indonesia (PTI) dan Federasi Taekwondo Indonesia (FTI). Barulah pada tahun 1981 ‘perseteruan’ (dalam tanda petik) tersebut dapat diselesaikan dengan disatukannya dua organisasi taekwondo tersebut menjadi satu wadah yakni Taekwondo Indonesia (TI) yang secara organisatoris berada di bawah WTF.

Definisi atau pengertian Taekwondo sendiri yaitu seni beladiri yang berarti “cara menendang dan memukul”. Dalam bahasa Korea hanja untuk Tae berarti menendang atau menghancurkan dengan kaki. Kwon berarti tinju, sedangkan Do berarti jalan atau seni. Jadi, Taekwondo dapat di terjemahkan dengan bebas sebagai seni tangan dan kaki atau jalan atau cara kaki dan kepalan untuk menghancurkan.

Konon di riwayatkan seni beladiri taekwondo didirikan oleh Jendral Choi Hong Hee di Korea. Cikal bakal taekwondo adalah Tae Kyon yakni seni beladiri kuno asli Korea yang sudah berabad-abad lamanya berkembang di Korea. Dalam Tae Kyon terbagi dalam banyak aliran, antara lain Kwon Bup, Bang Soo Do, Kong Soo Do, Soo Bahk Ki, dan Tae Soo Do. Taekwondo modern merupakan kombinasi antara Hyung (pola jurus dari seni pertarungan kuno), Taekyon (bentuk asli beladiri Korea, yaitu lebih mengutamakan banyak unsur tendangan), Soo Bahk atau Sunak serta Kata yang merupakan transformasi gerakan linier dari Karate Okinawa dan dipadu dengan gerakan halus Kunfu China.

Taekwondo modern merupakan kombinasi antara Hyung (aliran spesifik yang unik) yakni pola jurus dari seni pertarungan kuno, dalam aliran tersebut diajarkan setidaknya terdapat 20 jurus yang memiliki nilai sejarah tinggi.

Menurut sebuah buku tentang seni beladiri yang disebut Muye Dobo Tongji menyebutkan : “Taekwondo merupakan seni pertarungan tangan kosong, adalah dasar dari seni beladiri, yang membangun kekuatan dengan melatih tangan dan kaki hingga menyatu dengan tubuh agar dapat bergerak bebas leluasa, sehingga dapat digunakan saat menghadapi situasi yang kritis, sehingga Taekwondo praktis dapat digunakan setiap saat”.

Popularitas Taekwondo telah menyebabkan seni beladiri ini berkembang dalam berbagai bentuk. Sebagaimana layaknya seni beladiri lainnya. Taekwondo adalah gabungan dari tekhnik perkelahian, beladiri, olahraga, olah tubuh, hiburan dan filsafat.

Tiga Materi Dalam Berlatih

  1. Poomse atau rangkaian jurus adalah rangkaian teknik gerakan dasar serangan dan pertahanan diri, yang dilakukan melawan lawan yang imajiner, dengan mengikuti diagram tertentu. Setiap diagram rangkaian gerakan poomse didasari oleh filosofi timur yang menggambarkan semangat dan cara pandang bangsa Korea.
  2. Kyukpa atau teknik pemecahan benda keras adalah latihan teknik dengan memakai sasaran/obyek benda mati, untuk mengukur kemampuan dan ketepatan tekniknya. Obyek sasaran yang biasanya dipakai antara lain papan kayu, batu bata, genting, dan lain-lain. Teknik tersebut dilakukan dengan tendangan, pukulan, sabetan, bahkan tusukan jari tangan.
  3. Kyoruki atau pertarungan adalah latihan yang mengaplikasikan teknik gerakan dasar atau poomse, dimana dua orang yang bertarung saling mempraktekkan teknik serangan dan teknik pertahanan diri.

Filosofi Sabuk pada Tae Kwon Do

  1. Putih melambangkan kesucian,awal/dasar dari semua warna,permulaan.(mempelajari jurus dasar (taeguk) 1)
  1. Kuning melambangkan bumi,disinilah mulai ditanamkan dasar-dasar TKD dengan kuat.?(mempelajari jurus dasar (taeguk) 2 dan 3).Sebelum naik sabuk hijau biasanya naik ke sabuk kuning strip hijau terlebih dulu.
  2. Hijau melambangkan hijaunya pepohonan,pada saat inilah dasar TKD mulai ditumbuhkembangkan.(mempelajari taeguk 4 dan 5).Sebelum naik ke sabuk biru biasanya naik ke sabuk hijau strip biru terlebih dulu.
  3. Biru melambangkan birunya langit yang menyelimuti bumi dan seisinya,memberi arti bahwa kita harus mulai mengetahui apa yang telah kita pelajari.(mempelajari taeguk 6 dan 7).Sebelum naik sabuk merah biasanya naik ke sabuk biru strip merah terlebih dulu.
  4. Merah melambangkan matahari artinya bahwa kita mulai menjadi pedoman bagi orang lain dan mengingatkan harus dapat mengontrol setiap sikap dan tindakan kita.(mempelajari taeguk 8, 9, dan 10). Sebelum naik sabuk hitam, biasanya naik ke sabuk merah strip dua dan merah strip satu dahulu.
  5. Hitam melambangkan akhir,kedalaman,kematangan dalam berlatih dan penguasaan diri kita dari takut dan kegelapan.Hitam memiliki tahapan dari Dan 1 hingga Dan 10.

Pukulan

  • Yeop Jireugi = Pukulan Samping
  • Chi Jireugi = Pukulan Dari Bawah Keatas
  • Dolryeo Jireugi = Pukulan Mengait
  • Pyojeok Jireugi = Pukulan Dengan Sasaran
  • momtong jireugi= pukulan mengarah ke tengah(pukulan mengarah ke ulu hati)
  • are jireugi= pukulan ke bawah
  • oreon jireugi= pukulan dengan tangan kanan yang dilakukan sambil menendang(ap chagi)
  • Eolgol jireugi=pukulan ke atas (pukulan mengarah ke kepala)

Tendangan

  • Ap Chagi = Tendangan Kedepan
  • Dollyo Chagi = Tendangan Melingkar Depan
  • Yeop Chagi = Tendangan Samping
  • Dwi Chagi = Tendangan Kebelakang
  • Twieo Dwi Chagi = Tendangan kebelakang Yang Dilakukan Sambil Melompat
  • goley chagi= tendangan double
  • sip chagi an chagi= tendangan yang dilakukan sambil melompat dan tangkisan aremaki
  • eolgol ap chagi = tendangan mengarah ke atas (tendangan ke arah kepala)
  • momtong ap chagi=tendangan mengarah ke tengah(mengarah ke perut)
  • penriyti chagi= tendangan keliling.

Tangkisan

  • aremaki = Tangkisan bawah
  • Elgol Ceceumaki = Tangkisan ke arah kepala
  • Bakat Momtong Bakat Maki = Tangkisan dari arah dalam menggunakan bagian dalam lengan bawah.
  • Bakat Momtong An Maki = Tangkisan dari arah dalam menggunakan bagian luar lengan bawah.
  • An Maki = tangkisan darri arah luar.
  • bina maki an maki= tangkisan yang dimulai dari lengan bawah dan saat masuk ke dalam harus melalui lengan atas.
  • am palmok mongtong bakat maki= tangkisan ke arah lengan bawah

Pola gerakan

Poomse atau rangkaian jurus merupakan salah satu (dari tiga) pelajaran pokok bagi seseorang yang mempelajari taekwondo, dan menjadi materi wajib dalam ujian kenaikan tingkat sampai dengan sabuk hitam. Dua pelajaran lain yang dimaksud adalah kyukpa atau teknik pemecahan benda keras, dan kyoruki atau pertarungan.

Poomse yang artinya rangkaian gerakan dasar dalam taekwondo, terdiri dari : Tae Geuk yang berjumlah 8 Jang (poomse untuk sabuk putih sampai dengan sabuk merah) dan poomse untuk sabuk hitam yang terdiri dari Koryo, Keumgang, Taebaek, Pyongwon, Sipjin, Jitae, Cheonkwon, Hansoo, dan Ilyo

Delapan Jang pada poomse tae geuk berdasarkan filosofi timur mewakili karakter manusia serta unsur-unsur yang ada di alam semesta. Tae geuk 1 sampai 8, secara berturutan menerapkan prinsip: keon, tae, ri, jin, seon, gam, gan, serta gon. Dalam Tae geuk mengikuti hukum alam, yaitu Um-Yang, mirip dengan konsep hukum keseimbangan yang berkembang di Cina, Ying-Yang. Konsep yang berdasar pada kesimbangan alam semacam ini juga berkembang dengan baik di sebagian bangsa-bangsa Timur, khususnya yang telah memiliki budaya cukup maju.

Poomse tae geuk, mulai dari 1 Jang sampai dengan 8 Jang, masing-masing terdiri dari banyak poom yang jumlahnya bervariasi antara 18 sampai 27 poom. Secara rinci masing-masing tae geuk jang adalah sebagai berikut: Tae geuk 1 Jang terdiri dari 18 poom, Tae geuk 2 Jang ada 18 poom, Tae geuk 3 Jang ada 20 poom, Tae geuk 4 Jang ada 20 poom, Tae geuk 5 Jang ada 20 poom, Tae geuk 6 Jang ada 19 poom, Tae geuk 7 Jang ada 25 poom, serta Tae geuk 8 Jang ada 27 poom.

Selain itu ada juga poomse yang harus dikuasai oleh para pemegang sabuk hitam,  dimulai dari Koryo (untuk Untuk pemegang sabuk hitam Dan I), Keumgang (Untuk pemegang sabuk hitam Dan II), Taebaek (Untuk pemegang sabuk hitam Dan III), Pyongwon (Untuk pemegang sabuk hitam Dan IV), Sipjin (Untuk pemegang sabuk hitam Dan V), Jitae (Untuk pemegang sabuk hitam Dan VI), Cheonkwon (Untuk pemegang sabuk hitam Dan VII), Hansoo (Untuk pemegang sabuk hitam Dan VIII), Ilyo (Untuk pemegang sabuk hitam Dan IX).

Arti pola dari Koryo (Korea) adalah nama sebuah Dinasti Korea tua. Orang-orang dari masa Koryo-Mongolia mengalahkan agresor. Semangat mereka tercermin dalam gerakan Poomse Koryo. Setiap gerakan Poomse ini mewakili kekuatan dan energi yang diperlukan untuk mengendalikan Mongol.

Definisi Keumgang adalah “Terlalu kuat untuk dilanggar”, atau “berlian”. Pergerakan poomse adalah Keumgang seindah Keumgang-san (a Korea pegunungan) dan sekuat Keumgang-seok (intan).

Arti pola dari Taebaek adalah legendaris ‘Dangoon’ mendirikan sebuah bangsa di Taebaek, dekat gunung terbesar Korea Baekdoo. Baekdoo adalah simbol untuk Korea. Definisi Taebaek adalah “ringan”. Setiap gerakan poomse ini tidak hanya harus tepat dan cepat, namun dengan tekad dan kekerasan

Pyongwon berarti sebuah dataran yang terbentang luas. Ini adalah sumber kehidupan untuk semua makhluk dan lapangan di mana manusia menjalani kehidupan.poomsae pyongwon yang didasarkan pada gagasan perdamaian dan perjuangan yang dihasilkan dari prinsip-prinsip asal-usul dan penggunaan. Teknik-teknik baru yang diperkenalkan dalam poomsae ini adalah palkup ollyochigi, olgul 
kodureo yop-makki, dangkyo teokchigi, meongyechigi, hechosanteulmakki
, dll. Junbiseogi adalah moaseogi wenkyopson (tangan kiri berpangku di atas tangan kanan), yang membutuhkan kekuatan konsentrasi di perut bagian bawah, sumber kekuatan tubuh, seperti tanah adalah awal dan sumber kehidupan manusia. Garis poomsae berarti asal-usul dan transformasi dataran.

Daftar pustaka

http://gunawan3dy.blogspot.co.id/2012/06/taekwondo.html

http://pengertiantaekwondo.blogspot.co.id/

https://iptaana.wordpress.com/2013/04/20/seni-beladiri-taekwondo/

Tahapan Belajar Fase Kognitif

TAHAPAN KOGNITIF

(Cognitive stage)

Istilah “kognitif” merujuk pada kemampuan berpikir dan memahami sesuatu. Sebelum melakukan suatu keterampilan gerak, tentunya seseorang harus memiliki konsep yang benar tentang gerakan tersebut. Pada tahapan kognitif akan terjadi proses pengolahan informasi. Terjadinya proses belajar gerak, karena adanya rangsangan eksternal (respon) yang diterima oleh indera penglihatan, pendengaran, rasa kinestesis. Selanjutnya oleh indera tersebut diteruskan ke sistem syaraf pusat yang akan diproses dan ditafsirkan serta disimpan dalam memori jangka pendek (short term memory), selanjutnya masuk pada penyimpanan jangka panjang (long term memory) lalu diterjemahkan dalam bentuk gerakan.

Proses pengolahan informasi gerak dapat dilihat pada gambar berikut ini:

Proses Pengolahan Informasi. Sumber:RobertNSinger,TheLearningOfMotorSkills(NewYork:McMillanPublishingCo.,Inc,1982)
  1. Ciri-Ciri Umum

Perkembangan kognitif mempunyai ciri-ciri yang membedakannya dengan perkembangan lain diantaranya bersifat kuantitatif, perubahannya linier dalam suatu tahap dan adanya perubahan kualitatif melintasi 4 tahapan utama, yaitu:

  1. Sensorimotor (0 – 2 tahun): ciri-cirinya adalah dunianya terbatas pada saat sekarang dan disini, belum mengenal bahasa, dan belum memiliki pikiran pada masa-masa awal.
  2. Pra-operasional (2 – 7 tahun): ciri-cirinya adalah Pikirannya bersifat egosentris, pemikirannya didominasi oleh persepsi, intuisinya lebih mendominasi dari pada pikiran logisnya, dan belum memiliki kemampuan konservasi.
  3. Operasional konkret (7 – 11 tahun): ciri-cirinya adalah memiliki kemampuan konservasi, kemampuan mengklasifikasi dan menghubungkan, pemahaman tentang angka, mampu berpikir konkret, dan memiliki perkembangan pikiran tentang reversibilitas.
  4. Operasional formal (11 tahun ke atas): ciri-cirinya adalah Pikirannya bersifat umum dan menyeluruh, mampu berpikir proposional, mampu membuat hipotesis, dan perkembangan idealismenya semakin kuat

.

  • Ciri-Ciri Khusus

Ciri- ciri khusus yang dimaksud dalam perkembangan belajar motorik adalah ciri-ciri yang lebih banyak dilihat dari kemampuan penugasan kordinasi. Sedangkan ciri-ciri lain seperti kemampuan kondisi merupaan ciri-ciri yang melengkapi. Maka fase belajar tingkat petama atau tahap kognitif  memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

  1. Struktur Dasar Gerakan

Struktur dasar gerakan tersebut dipelihatkan dalam suatu pelaksanaan masih dalam gerakan  yang kasar, misalnya Dalam pelaksanaan gerakan lay-up atau langkah tiga pada permainan bola basket. Struktur langkahnya sudah benar tetapi pelaksanaan gerakan secara keseluruhan masih belum lancar.

  • Irama Gerakan

Penguasaan irama gerakan bagi individu ini sangat belum sempurna. Dalam hal ini dapat dicontohkan dalam cabang olahraga renang. Irama-irama gerakan tangan dan kaki masih masih belom terkoordinasi dengan baik, bahkan terlihat tidak beraturan. Contoh lain yaitu pada olahraga lari gawang ini irama dapat dilihat secara nyata. Gerakan yang dilakukan pada saat belajar terlihat tertunda-tunda, terutama pada saat melompat gawang. Bahkan pada saat peserta didik anak melompat gawang sering kali menghentikan gerakannya. Dikarenakan langkah terakhir pada saat melompat terlalu kecil atau terlalu besar.

Irama gerak yang belum terkoordinasi pada contoh-contoh yang telah dikemukakan diatas disebabkan antara lain oleh :

  1. Belum memliliki pengalaman dan simpang motorik yang relevan dengan gerakan-gerakan yang sedang dipelajari
  2. Belum memiliki antisipasi gerakan dengan baik. Dengan pengertian lain bahwa peserta didik belum dapat mengantisipasi gerakan berikutnyayang harus dilakukan.
  3. Belum dapat mengatur dan mengendalikan implus tenaga sesuai dengan kebutuhan otot-otot yang bekerja . Akibatnya dapat kita lihat dari bagian-bagian gerakan yang kadang dilakukan dengan tenaga yang berlebihan atau tenaga yang tidak mencukupi.
  4. Hubungan Gerakan

Kemampuan hubungan gerakan yang dimiliki oleh individu ini sangat tidak sempurna. Dapat dilihat dari pelaksanaan gerakan secara keseluruhan. Hubungan dari bagian-bagian gerakan dari satu anggota tubuh ke anggota tubuh lain belum terkoordinasi dengan baik. Misalnya dalam lompat tinggi sering terlihat bahwa transfer gerakan-gerakan kaki, tangan dan badan tidak sinkron satu dengan yang lainnya. Transfer yang tidak sinkron ini dimaksudkan dengan gerakan yang tidak saling menunjang satu sama lain. Gerakan yang menunjang satu dengan yang lain maksudnya adalah ketepatan atau kesesuaian waktu.

  • Luas Gerakan

Luas gerakan dapat diartikan sebagai besarnya ruangan yang terpakai oleh bagian tubuh secara keseluruhan dalam pelaksanaan gerak. Misalnya luas gerakan yang terpakai oleh gerakan kaki pada saat berjalan atau berlari atau besarnya gerakan yang terpakai oleh gerakan tangan pada tenang gaya dada.

Pada fase pertama ini luas gerakan yang terpakai dalam pelaksanaan gerak belum konstan hal ini bukan disebabkan oleh kemampuan peserta didik dalam penyesuaian menurut kebutuhan, melainkan disebabkan kemampuan koordinasinya yang memang masih belum terbentuk. Oleh karenanya dalam pelaksanaan gerakan-gerakan terlihat luas gerakan yang terpakai kadang cukup besar dan kadang kecil.

  • Kelancaran gerakan

Pengertian lain dari kelancaran gerakan adalah aliran gerakan secara sederhana, kelancaran gerakan dapat diartikan sebagai kontinuitas jalannya suatu gerakan. Aliran gerakan yang ditampilkan masih belum lancar, yaitu masih tersendat-sendat. Contoh sederhana misalnya dalam lompat jauh, antara gerakan awalan dan menolak yang sering tersendat-sendat atau tertunda-tunda pada saat akan melakukan tolakan pada saat akan melakukan tolakan pada balok tolakan. Kurangnya kecepatan dan percepatan tersebut disebabkan karena pengaruh impuls/tenaga yang diberikan.

  • Kecepatan Gerakan

Individu yang berada pada fase belajar tingkat pertama belum memiliki kecepatan gerakan yang baik yaitu masih bersifat lamban dan kaku.

  • Ketepatan dan Kekonstanan Gerakan

Kekonstanan gerakan yang dimiliki oleh individu yang berada pada fase tingkat pertama ini boleh dikatakan tidak ada karena kemampuan yang dimiliki belum stabil atau belum dapat diukur.

  • Bayangan gerakan

Ciri-ciri lain dari fase belajar motorik tingkat pertama adalah bayangan gerakan yang masih belum sempurna (bayangan gerakan adalah : Bentuk konstruksi suatu gerakan yang berhasil dibangun oleh seseorang dalam pikirannya, berdasarkan informasi/instruksi yang diterima dan yang dapat diolahnya). Bayangan gerakan yang berhasil dibangun oleh individu yang berada pada fase belajar tingkat pertama masih kurang lengkap. Ketidak-lengkapan tersebut dapat diakibatkan oleh berbagai faktor antara lain :

  1. Ketidaklengkapan informasi yang diberikan oleh guru tentang bentuk dan sifat gerakan yang akan dilakukan.
  2. Tidak mengertinya peserta didik terhadap informasi-informasi tertentu. Misalnya istilah-istilah yang digunakan.
  3. Kurangnya pengalaman gerakan yang dimiliki oleh peserta didik.
  4. Salah mengerti terhadap informasi yang diberikan. Faktor-faktor di atas adalah faktor-faktor yang sering merupakan penyebab terjadinya ketidak-lengkapan konstruksi gerakan yang dapat dibangun oleh peserta didik. Akibat ketidak-lengkapan bayangan yang dikonstruksi, maka sering terjadi kesalahan-kesalahan di dalam pelaksanaan gerakan.
  5. Program gerakan

Program gerakan adalah rencana gerakan yang akan dilakukan oleh individu. Program gerakan meliputi : sistematika urutan gerakan, bentuk-bentuk gerakan, kekuatan dan kecepatan gerakan, pengaturan dan pengendalian pemberiann impuls-impuls tenaga kepada otot-otot yang bekerja dalam pelaksanaan gerakan yang dilakukan.  Artinya program gerakan baru memuat komponen-komponen gerakan yang bersifat umum atau yang penting-penting saja dan belum terperinci.

  • Ciri-ciri kemampuan penerimaan dan pengolahan informasi fase belajar tingkat pertama

Ciri lain dari fase belajar tingkat pertama juga dapat dilihat dari aspek penerimaan dan pengelolaan informasi. Dalam pelaksanaan aksi-aksi motorik atau gerakan-gerakan  olahraga ada lima indera penerimaan informasi yaitu : visual (pengelihatan), akustik (penalaran), taktil (kulit), kinestetik (otot), dan ventribular (alat keseimbangan).

Kelima indra penerimaan informasi ini tidak hanya berperan dalam penerimaan informasi tentang apa dan bagaimana suatu gerakan harus dilaksanakaan,tetapi juga berpedan dalam penerimaan feedback. Feedback yang dimaksut adalah tentang gerakan yang sedang berlangsung. Misalnya ,apakah kekuatan yang diperlukan untuk melaksanakan suatu bentuk gerakan sudah cukup ,kurang atau berlebih dapat dirasakan oleh otot. Otot-otot sebagai ala analisis melapor ke pusat susunan saraf. Informasi ini akan diolah oleh pusat susunan saraf yang kemudian memberikan perintah untuk penambahan atau pengurangan kekuatan. Berdasarkan feedback ini dapat dilakukan pengendalian dan pengaturan gerakan-gerakan yang sedang dilakukan. Misalnya pengaturan tentang implus-implus kekuatan ,pengaturan dan pengendalian arah gerak dan sebagian nya.

Individu yang berada pada fase belajar tingkat pertama,belum memiliki kemampuan yang baik dalam penerimaan dan pengolahan informasi. Akibatnya ,sangat sedikit sekali terjadinya pengendalian dan peraturan terhadap kesalahan-kesalahan gerakan yang terjadi.

Pada fase belajar tingkat pertama ini,alat analisis yang sangat dominan dalam penerimaan informasi adalah mata. Sedangkan alat analisis informasi yang lain belum berperan dengan baik. Oleh karenanya,dalam memberikan informasi tetang apa dan bagaimana gerakanyang akan dilakukan sebaiknya selalu diiringi dengan contoh-contoh melalui demonstrasi gerakan. Pemberian informasi tentang bentuk-bentuk gerakan yang akan dilakukan dengan segala aspeknya,belum banyak membantu peserta didik. Hal ini disebabkan karena pemberian informasi secara verbal bagi individu yang berada pada fase belajar tingkat pertama merupakan suatu gerak yang abstrak. Sedangkan mereka belum memiliki pengalaman gerak. Oleh karenanya merupakan suatu yang sangat membantu peserta didik, bila guru menerangkan bentuk-bentuk gerakan yang akan dilakukan tidak hanya secara verbal, tetapi juga diiringi dengan demonstrasi bentuk gerakan yang akan dilakukan.

  • Implikasi ciri-ciri fase belajar motorik tingkat pertama ke dalam proses pembelajaran

Dengan mengetahui perkembangan kognitif anak, maka dalam pembelajaran dapat diterapkan hal-hal sebagai berikut. Bahasa dan cara berfikir anak berbeda dengan orang dewasa. Oleh karena itu guru mengajar dengan menggunakan bahasa yang sesuai dengan cara berfikir anak

  1. Anak-anak akan belajar lebih baik apabila dapat menghadapi lingkungan dengan baik. Guru harus membantu anak agar dapat berinteraksi dengan lingkungan sebaik-baiknya.
  2. Bahan yang harus dipelajari anak hendaknya dirasakan baru tetapi tidak asing.
  3. Berikan peluang agar anak belajar sesuai tahap perkembangannya.
  4. Di dalam kelas, anak-anak hendaknya diberi peluang untuk saling berbicara dan diskusi dengan teman-temanya.
  5. Memfokuskan pada proses berfikir atau proses mental anak tidak sekedar pada produknya. Di samping kebenaran jawaban siswa, guru harus memahami proses yang digunakan anak sehingga sampai pada jawaban tersebut.
  6. Pengenalan dan pengakuan atas peranan anak-anak yang penting sekali dalam inisiatif diri dan keterlibatan aktif dalam kegaiatan pembelajaran. Dalam kelas Piaget penyajian materi jadi (ready made) tidak diberi penekanan, dan anak-anak didorong untuk menemukan untuk dirinya sendiri melalui interaksi spontan dengan lingkungan.
  7. Tidak menekankan pada praktek – praktek yang diarahkan untuk menjadikan anak-anak seperti orang dewasa dalam pemikirannya.
  8. Penerimaan terhadap perbedaan individu dalam kemajuan perkembangan, teori Piaget mengasumsikan bahwa seluruh anak berkembang melalui urutan perkembangan yang sama namun mereka memperolehnya dengan kecepatan yang berbeda.

Menurut Brunner, impilkasi perkembangan kognitif dalam pembelajaran sebagai berikut.

  1. Anak memiliki cara berpikir yang berbeda dengan orang dewasa. Guru perlu memperlihatkan fenomena atau masalah kepada anak. Hal ini dapat dilakukan melalui kegiatan wawancara atau pengamatan terhadap objek.
  2. Anak, terutama pada pendidikan anak usia dini dana anak SD kelas rendah, akan belajar dengan baik apabila mereka memanipulasi objek yang dipelajari, misalnya dengan melihat, merasakan, mencium, dan sebagainya. Pendekatan pembelajaran diskoveri atau pendekatan pembelajaran induktif lainnya akan lebih efektif dalam proses pembelajaran.
  3. Pengalaman baru yang berinteraksi dengan struktur kognitif dapat menarik minat dan mengembangkan pemahaman anak. Oleh karena itu, pengalaman baru yang dipelajari anak harus sesuai dengan pengetahuan yang telah dimiliki anak.

Dalam pembelajaran, Bruner menggunakan cara belajar discovery learning (belajar penemuan) yang digagas sesuai dengan pencarian pengetahuan atau ilmu secara aktif yang dilakukan oleh si pembelajar atau siswa. Hasilnya adalah apa yang ditemukan akan memberikan pengetahuan yang benar-benar bermakna bagi si pembelajar. Dengan menerapkan cara belajar discovery learning akan memberikan tiga manfaat besar bagi si pembelajar atau siswa, antara lain:

  1. Pengetahuan yang diperoleh akan dapat bertahan lama dan lebih mudah diingat dengan dibandingkan dengan cara belajar mendengarkan.
    1. Hasil belajar yang didapat mempunyai efek ftransfer yang lebih baik dari hasil belajar lainnya.
    1. Dengan belajar menggunakan metode discovery learning, nalar si pembelajar akan aktif bekerja dan memiliki peningkatan. Hal ini terjadi karena si pembelajar dituntut berpikir secara bebas.

Dengan demikian, cara belajar Bruner dalam bingkai kognitif melibatkan tiga proses yang bersama. Pertama, memperoleh informasi baru, artinya adanya penghalusan dan penambahan dari informasi yang dimiliki seseorang sebelumnya. Kedua, transformasi informasi, artinya cara yang dilakukan oleh seseorang dalam menerapkan pengetahuan barunya yang sesuai dengan tugasnya. Ketiga, menguji relevansi dan ketepatan pengetahuan. Di sini adanya penilaian mengenai apakah cara kita memperlakukan pengetahuan sudah cocok dengan tugas yang ada.

E. Kesimpulan

Perkembangan adalah produk dari proses biologis, kognitif, dan sosioemosional, yang sering kali saling terkait. Periode perkembangan mencakup bayi, anak-anak awal, menengah dan akhir, remaja, dan dewasa awal. Jean Piaget dalam teorinya menyatakan perkembangan kognitif terjadi dalam urutan empat tahap, yaitu sensori motor (dari kelahiran hingga usia 2 tahun), pra-operasional (3-7 tahun), operasional konkret (7-11 tahun), dan operasional formal (11-15 tahun). Pada masing-masing tahap mengalami kemajuan secara kualitatif. Lain halnya dengan Bruner, perkembangan kognitif seseorang ditandai oleh meningkatnya variasi respon terhadap stimulus. Perkembangan kognitif seseorang berkembang dari tahap enaktif ke ikonik dan pada akhirnya ke simbolik.

Melalui pandangan ahli tersebut, tenaga pendidik dalam menyiapkan atau merancang kegiatan pembelajaran disesuiakan dengan perkembangan kognitif peserta didik sehingga pelaksanaan pembelajaran yang diberikan sesuia dengan “apa maunya peserta didik bukan apa maunya pendidik”. Dengan mengenal perkembangan kognitif peserta didik, bahan ajar dan contoh-contoh yang disiapkan akan membantu peserta didik untuk memahami dan mencerna sesuai dengan pengalaman mereka. Di samping itu, penggunaan metode yang tepat akan membantu peserta didik untuk aktif dalam memberikan gagasan-gagasan yang inovatif dan kreatif. Jika pendidik tidak memahami dan mengenal perkembangan peserta didik maka pembelajaran yang sajikan merupakan sebuah kesalahan yang sangat fatal karena telah menghambat perkembangan peserta didik, baik dari segi intelegensi, spiritual maupun emosinal peserta didik.

Pada tahap kognitif ini indera yang paling dominan adalah indra penglihatan (mata). Sehingga memberi contoh dengan demonstrasi gerakan akan sangat membantu anak dalam memahami gerakan. Hal tersebut dikarenakan pada tingkat pertama anak cenderung belum memiliki kemampuan yang baik dalam penerimaan dan pengolahan informasi sehingga akan sulit dipahami jika anak diberi penjelasan secara verbal. Contoh dalam olahraga yakni ketika guru menjelaskan kepada anak didik cara melakukan lay up pada bola basket.

Sumber :

http://www.kompasiana.com/razafpari/ciri-ciri-perkembangan-kognitif-sepanjang-kehidupan_54f3aa49745513902b6c7c1d

http://www.hiithighintensityintervaltraining.ga/2016/10/tahapan-belajar-keterampilan-gerak-fase-kognitif.html

DR. PHIL. YANUAR KIRAM. 1992. BELAJAR MOTORIK : DEPARTEMEN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI PROYEK PEMBINAAN TENAGA KEPENDIDIKAN.

SEJARAH PERMAINAN BOLA VOLI DI DUNIA DAN DI INDONESIA

SEJARAH PERMAINAN BOLA VOLI DI DUNIA

Pada awalnya permainan Bola Voli diberi nama Mintonette. Olahraga Mintonette ditemukan oleh William G. Morgan pada tanggal 9 Februari 1895 di Holyoke, Amerika Serikat. Ia adalah seorang instruktur/pembina pendidikan jasmani (Director of Phsycal Education) di Young Men Christain Association (YMCA).

Perubahan nama Mintonette menjadi Volley Ball (Bola Voli) terjadi pada tahun 1896 pada demonstrasi pertamanya di International YMCA Training School.

Berkat perkembangan permainan Bola Voli yang cukup pesat maka YMCA mulai mengadakan kejuaraan Bola Voli secara nasional, lalu permainan Bola Voli menyebar keseluruh penjuru dunia. Pada tahun 1974, pertama kali permainan Bola Voli mengadakan sebuah pertandingan di Polandia dengan peserta yang lumayan banyak.

Kemudian, pada tahun 1984 didirikan sebuah Federasi Bola Voli Internasional atau International Voli Ball Federation (IVBF) yang pada saat itu beranggotakan 15 negara dan berkedudukan di Paris, Perancis. Organisasi ini menjadi induk dari permainan Bola Voli internasional.

William G. Morgan dilahirkan di Lockport, New York pada tahun 1870, dan meninggal pada tahun 1942. YMCA (Young Men’s Christian Association) merupakan sebuah organisasi yang didedikasikan untuk mengajarkan ajaran-ajaran pokok umat Kristen kepada para pemuda, seperti yang telah diajarkan oleh Yesus. Organisasi ini didirikan pada tanggal 6 Juni 1884 di London, Inggris oleh George William. Setelah bertemu dengan James Naismith (seorang pencipta olahraga bola basket yang lahir pada tanggal 6 November 1861, dan meninggal pada tanggal 28 November 1939), Morgan menciptakan sebuah olahraga baru yang bernama Mintonette.

Sama halnya dengan James Naismith, William G. Morgan juga mendedikasikan hidupnya sebagai seorang instruktur pendidikan jasmani. William G. Morgan yang juga merupakan lulusan Springfield College of YMCA , menciptakan permainan Mintonette ini empat tahun setelah diciptakannya olahraga permainan basketball oleh James Naismith. Olahraga permainan Mintonette sebenarnya merupakan sebuah permainan yang diciptakan dengan mengkombinasikan beberapa jenis permainan. Tepatnya, permainan Mintonette diciptakan dengan mengadopsi empat macam karakter olahraga permainan menjadi satu, yaitu bola basket, baseball, tenis, dan yang terakhir adalah bola tangan (handball). Pada awalnya, permainan ini diciptakan khusus bagi anggota YMCA yang sudah tidak berusia muda lagi, sehingga permainan ini-pun dibuat tidak seaktif permainan bola basket.

Perubahan nama Mintonette menjadi volleyball (bola voli) terjadi pada pada tahun 1896, pada demonstrasi pertandingan pertamanya di International YMCA Training School. Pada awal tahun 1896 tersebut, Dr. Luther Halsey Gulick (Director of the Professional Physical Education Training School sekaligus sebagai Executive Director of Department of Physical Education of the International Committee of YMCA) mengundang dan meminta Morgan untuk mendemonstrasikan permainan baru yang telah ia ciptakan di stadion kampus yang baru. Pada sebuah konferensi yang bertempat di kampus YMCA, Springfield tersebut juga dihadiri oleh seluruh instruktur pendidikan jasmani. Dalam kesempatan tersebut, Morgan membawa dua tim yang pada masing-masing tim beranggotakan lima orang.

Sekarang udah tahu kan apa itu sebenarnya Voli. nah dari itu tidak ada salahnya kita mengetahui juga seluk beluk permainan Bola Voli di Indonesia itu gimana?, Di indonesia sendiri bola voli mulai berkembang pesat pada tahun 1962, saat menjelang ASEAN GAMES IV tahun 1962 dan Geneto 1 tahun 1963 di jakarta. udah pada tahu belum induk organisasi bola voli di indonesia?…nih sedikit informasi bahwa induk organisasi permainan bola voli sendiri di indonesia di kenal dengan PBVSI ( persatuan bola voli seluruh indonesia ) yang didirikan pada tanggal 22 Januari 1955 di Jakarta bersamaan berlangsungnya kejuaraan nasional bola voli yang pertama.

Peraturan Bola voli awalnya tidak ditentukan berapapun jumlah pemain dalam satu timnya. Pada tahun 1986 nama permainan ini diubah menjadi VolleyBall oleh AL Fred T. Halstead, yang telah menyaksikan permainan ini, menganggap bahwa volly ball lebih sesuai menjadi nama permainan ini, mengingat ciri permainan ini dimainkan dengan melambungkan bola sebelum bola tersebut menyentuh tanah.

Sejak itu bola voli tidak hanya dimainkan dilapangan tertutup tetapi juga dilapangan terbuka, dihalaman-halaman sekolah, ditepi pantai dan ditempat terbuka lainya. Permainan ini mulai popular baik dikalangan muda maupun tua, karena tidak memerlukan lapangan yang terlalu luas dan harganya pun relatif lebih murah serta dapat dimainkan oleh banyak orang sekaligus bersama-sama.

Berikut ini disampaikan perubahan-perubahan peraturan permainan bola voli secara garis besar dari tahun ke tahun sebagai berikut :

  • Tahun 1912 diberlakukan sistem rotasi.
  • Tahun 1917 sistem 21 poin diganti sistem 15 poin.
  • Tahun 1918 tim ditetapkan hanya enam orang yang berada dalam satu regu dan tinggi net adalah 8 feet (2,43 meter)
  • Tahun 1921 ditetapkan garis tengah dibawah net.
  • Tahun 1922 setiap regu diperbolehkan memainkan bola masing-masing hanya tiga kali kemudian harus diseberangkan kedaerah lawan.
  • Tahun 1990 sistem poin mulai berlaku dengan 21 poin untuk satu set.

SEJARAH PERMAINAN BOLA VOLI DI INDONESIA

  • Indonesia mengenal permainan bola voli sejak tahun 1982 pada zaman penjajahan Belanda. Guru-guru pendidikan jasmani didatangkan dari Negeri Belanda untuk mengembangkan olahraga umumnya dan bola voli khususnya.Di samping guru-guru pendidikan jasmani, tentara Belanda banyak andilnya dalam pengembangan permainan bola voli di Indonesia, terutama dengan bermain di asrama-asrama, dilapangan terbuka dan mengadakan pertandingan antar kompeni-kompeni Belanda sendiri. Permainan bola voli di Indonesia sangat pesat di seluruh lapisan mayarakat, sehingga timbul klub-klub di kota besar di seluruh Indonesia. Dengan dasar itulah maka pada tanggal 22 januari 1955 PBVSI (persatuan bola voli seluruh indonesia) didirikan di Jakarta bersamaan dengan kejuaraan nasional yang pertama.
  •              PBVSI sejak itu aktif mengembangkan kegiatan-kegiatan baik ke dalm maupun ke luar negeri sampai sekarang. Perkembangan permainan bola voli sangat menonjol saat menjelang Asian Games IV 1962 dan Ganefo I 1963 di Jakarta, baik untuk pria maupun untukwanitanya. Pertandingan bola voli masuk acara resmi dalam PON II 1951 di Jakarta dan POM I di Yogyakarta tahun 1951. setelah tahun 1962 perkembangan bnola voli seperti jamur tumbuh di musim hujan banyaknya klub-klub bola voli di seluruh pelosok tanah air.Hal ini terbukti pula dengan data-data peserta pertandingan dalam kejuaran nasional. PON dan pesta-pesta olahraga lain, di mana angka menunjukkan peningkatan jumlahnya. Boleh dikatakan sampai saat ini permainan bola voli di Indonesia menduduki tempat ketiga setelah sepak bola dan bulu tangkis.Untuk pertama kalinya dalam sejarah perbolavolian Indonesia, PBVSI telah dapat mengirimkan tim bola voli yunior Indonesia ke kejuaraan Dunia di Athena Yunani yang berlangsung dari tanggal 3-12 september 1989.

Daftar pustaka

http://nekamulyanti.blogspot.co.id/2012/02/sejarah-permainan-bola-voli-di.html

http://teknikdasarbolavoliz.blogspot.co.id/2015/03/sejarah-permainan-bola-voli-di-dunia.html

http://nekamulyanti.blogspot.co.id/2012/02/sejarah-permainan-bola-voli-di.html